- A. Konsep Medis
- 1. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
- 2. Etiologi
Penyebab umum dari anemia:
- Perdarahan hebat
- Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
- Penyakit Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
- Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik
- Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Penyakit hemoglobin E
- Thalasemia (Burton, 1990
- 3. Patofisiologi
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
- 4. Manifestasi klinis
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
- 5. Komplikasi
- 6. Pemeriksaan penunjang
- Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
- Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
- Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
- Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
- LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
- Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
- Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). - Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
- Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik). - Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi
- Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
- TBC serum : meningkat (DB)
- Feritin serum : meningkat (DB)
- Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
- LDH serum : menurun (DB)
- Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
- Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
- Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).
- Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
- Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).
- 7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1) Transpalasi sel darah merah.
2) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1) Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
- Pemberian preparat fe
- Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
- Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
3) Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4) Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
- 1. Pengkajian
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4) Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
- 2. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
- Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
- Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
- Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
- 3. Intervensi/Implementasi keperawatan
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan.
Kriteria hasil : – menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI & IMPLEMENTASI
*Mandiri
- Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
- Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
- Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
- Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
- Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.
*Kolaborasi
- awasi hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
2) Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil : – melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
INTERVENSI & IMPLEMENTASI
*Mandiri
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
- Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
- Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
- Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan.
- Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : – mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
INTERVENSI & IMPLEMENTASI
*Mandiri
- Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
- Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.
- Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.
- Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
- Tingkatkan masukkan cairan adekuat.
- Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
- Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.
- Amati eritema/cairan luka.
*Kolaborasi
- Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi.
- Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik.
4) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Kecemasan berkurang
Kriteria hasil : Tampak rileks dan tidur / istirahat tidur
*Mandiri
- Kaji tingkat kecemasan klien.
- Dorong klien dapat mengekspresikan pera-saannya.
- Beri informasi yang jelas proses penyakitnya.
- Beri dorongan spiritual
- 4. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
- PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 11 Januari 2011
- Biodata
- Identitas pasien
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Status kawin : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Tolaki
Alamat : Jalan Saranani
Tgl. MRS : 06 Januari 2011
Dx. Medis : Anemia.
- Sumber info :
Nama : Riati
Umur : 45 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jalan Saranani
Hubungan dengan klien : Istri
- Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
2.) Riwayat keluhan utama : lemah dan sakit kepala, pusing, berkeringat.
3.) Sifat keluhan : hilang timbul.
4.) Keluhan bertambah bila beraktifitas.
5.) Riwayat penyebab sebelum masuk rumah sakit :
Sebelum masuk rumah sakit klien merasakan sakit kepala, lemah, pusing, sesak nafas dan panas,
- Riwayat kesehatan masa lalu
2.) Klien suka minum kopi.
3.) Klien suka merokok
- Riwayat kesehatan keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Jumlah penghuni keluarga 5 orang.
Generasi 1: Meninggal tidak diketahui penyebabnya.
Generasi 2: Klien mengalami anemia
Generasi 3: anak – anak klien tidak mengalami anemia
Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit yang sama dengan klien
- Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum baik
- Kesadaran komposmentis
- Tanda – tanda vital :
- Kepala
- Keadaan rambut dan hygiene kepala
- Warna rambut hitam
- Tidak mudah rontok
- Kebersihan rambut bersih.
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa yang abnormal
- Tidak ada nyeri tekan.
- Muka
- Muka simetris kiri dan kanan
- Bentuk wajah lonjong
- Ekspresi wajah murung.
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa abnormal
- Tidak ada nyeri tekan.
- Mata
- Palpebra : Tidak ada oedema dan tanda-tanda radang
- Sklera : Tidak ada icterus
- Konjungtiva pucat
- Pupil : Ada refleks bila ada cahaya.
- Hidung
- Bentuk hidung simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sekret pada hidung
- Tidak ada sumbatan pada hidung.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
- Telinga
- Posisi telinga simetris kiri dan kanan
- Tidak ada serumen pada telinga
- Tidak memakai alat bantu pendengaran
- Mulut
- Keadaan gigi bersih
- Tidak memakai gigi palsu
- Tidak ada tanda radang pada gusi.
- Lidah bersih
- Bibir pucat
- Kemampuan bicara kurang baik.
- Tenggorokan
- Warna membran mukosa pucat
- Tidak ada nyeri menelan
- Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan.
- Leher
- Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid
- Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe
- Tidak tampak adanya bendungan vena jugularis
- Thoraks
- Bentuk dada simetris kiri dan kanan
- Pengembangan dada simetris
- Frekwensi pernafasan 28 x/menit
- Jantung
- Ictus cordis tidak tampak pada ICS V kiri.
- Abdomen
- Permukaan perut tidak datar
- Gerakan abdomen mengikuti gerak nafas
- Luka tidak ada.
- Pola Kegiatan Sehari-hari
- Nutrisi
- Pola makan : Nasi, sayur, lauk
- Frekuensi makan/hari 3 kali
- Nafsu makan baik.
- Makanan pantang tidak ada
- Minum 8 gelas/hari
2.) Perubahan selama sakit
- Nafsu makan : menurun
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Minum : menurun menjadi 5-6 gelas/hari
- Eliminasi
Kebiasaan :
- Frekuensi : 1 – 2 kali/hari
- Warna kuning
- Konsistensi keras
Perubahan selama sakit :
- Selama di rumah sakit bab 1 kali dalam 3 hari.
2.) BAK
Kebiasaan :
- Frekuensi : 3 – 4 kali sehari
- Warna : kuning muda
- Jumlah : 500 cc – 1000 cc/hari
- Olah raga dan aktifitas
- Istirahat dan tidur
- Tidur malam jam 23.00 s.d jam 05.00
- Tidur siang kadang-kadang
- Klien tidak mudah terbangun
- Klien tidak mengalami kesulitan tidur
2.) Perubahan selama sakit
- Klien mudah terbangun
- Klien mengalami kesulitan tidur
- Hygiene
- Mandi 2 kali sehari
- Sikat gigi setiap mandi
2.) Selama di rumah sakit tidak pernah mandi.
- Pola Interaksi Sosial
- Orang yang terdekat adalah istrinya.
- Klien mudah mendapat teman
- Jika ada masalah diatasi dengan keluarga
- Hubungan dengan keluarga harmonis.
- Kesehatan sosial
- Kebersihan rumah memadai
- Status rumah pribadi
- Jumlah penghuni 5 orang
- Jauh dari kebisingan
- Kegiatan keagamaan
- Perawatan dan Pengobatan
- Perawatan
Pemberian diet TKTP
Pemberian kateter tetap
- Pengobatan
- Pemeriksaan Penunjang
- Radiologi
- Laboratorium
Parameter |
Hasil |
Rujukan |
Satuan |
ket |
BIL-D |
3,79 |
<0,3 |
Mg/dl |
H |
CREA |
0,34 |
0,6 – 1,1 |
Mg/dl |
L |
UA |
7,44 |
3,4 – 7 |
Mg/dl |
H |
HDL |
11,22 |
735 |
Mg/dl |
L |
Tot-BiL |
4,58 |
<1,1 |
Mg/dl |
H |
HB |
6, 7 gr % |
|
|
|
- Data Subyektif :
- Klien mengeluh pusing
- Klien merasa lemah
- Klien mengeluh sesak bila berjalan
- Klien mengeluh mual
- Klien mengeluh panas
- Klien mengeluh berkerinngat
- Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
- Data Obyektif :
- Klien tampak lemah
- Aktifitas terbatas
- HB 6, 7 gr %
- Tanda – tanda vital :
Pernafasan : 28 x/menit
Analisa Data
NO |
DATA |
PENYEBAB |
MASALAH |
1. 2. 3 |
Data Subyektif : - Klien mengeluh sesak nafas bila berjalan - Klien mengeluh sakit kepala - Klien mengeluh pusing Data Obyektif : - Nampak klien lemah - Nampak HB 6,7 gr% Data subyektif : - Klien mengeluh lemah Data obyektif : - Wajah pucat - HB 6, 7 gr % - Tampak lemah Data subyektif - Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Data obyektif - Klien bertanya tentang penyakitnya. - Klien tampak murung |
HB menurun ß Pengangkutan O2 dan nutrisi kejaringan menurun ß Gangguan perfusi jaringan Hb menurun ß Pengangkutan O2 dan nutrisi ke jaringan menurun ß Kelemahan Perubahan status kesehatan ß Merupakan stressor psikologis ß Peningkatan ketegangan ß Pasien menjadi cemas |
Gangguan perfusi jaringan. Kelemahan Ansietas/kecemasan. |
- I.
Kecelakaan Perdarahan atau hemolisis kelainan genetik keracunan obat
Sel darah merah hilang atau menurun
HB menurun
Pengangkutan O2 dan nutrisi kejaringan menurun
kelemahan Gangguan perfusi jaringan Anemia
Perubahan status kesehatan
Hospitalisasi
Informasi inadekuat
Ansietas
- Diognosa Keperawatan
- Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
- Pasien mengeluh sesak nafas bila berjalan
- Pasien mengeluh sakit kepala
- Pasien mengeluh pusing
DO :
- Pasien tampak lemah
- Nampak HB 6,7 gr%
- Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
- Pasien mengeluh lemah
Data obyektif :
- Wajah Pasien tampak pucat
- HB 6, 7 gr %
- Pasien Tampak lemah
- Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Data obyektif
- HB 6,7 gr %
- Pasien tampak lemah
- Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
- Pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data obyektif
- Pasien bertanya tentang penyakitnya.
- Pasien tampak murung
Sumber : dhanwaode.wordpress.com