Pages

Keracunan Makanan (Clostridium Botulismus)

Keracunan Makanan adalah keracunan yang disebabkan oleh makanan. Keracunan Makanan ini ada yang sifatnya parah ada juga yang biasa saja.

Penyebab Keracunan Makanan, tersebar di seluruh dunia. Ditemukan di tanah dan kadang-kadang di feses hewan. Spora sangat resisten terhadap panas, tahan pada suhu 1000C selama 3-5 jam, tetapi daya tahan ini berkurang pada pH asam Atau konsentrasi garam tinggi


Masuk melalui sistem pencernaan
Penyebaran melalui sistem pencernaan ke sistem saraf melalui darah. Tidak dijumpai multiplikasi kuman. Ph yang alkaline(basa) menyebabkan kuman dapat diserap dan menyebar melalui darah. Racunnya bersifat eksotoksin yang menyebabkan paralisis flaksid (kelemahan)

EPIDEMIOLOGI
  • Dijumpai umumnya pada orang dewasa.
  • California, colorado, mexico merupakan daerah yang sering terjangkit.
Masa Inkubasi :
  • Rata rata sekitar 18 sampai 38 jam
  • Ekstrem : 2 jam sampai 1 minggu.
FAKTOR PREDISPOSISI
  • Achlorhydria
  • Penggunaan antibiotik waktu yang lama.
  • Gastrectomy
  • Bedah intestinal.
GEJALA KLINIS
  • Kelemahan : dysphagia, ptosis, dysathria.
  • Pupil : dilatasi dan pandangan kabur.
  • Bradikardia.
  • Hipotensi.
  • Retensi urine.
  • Gastrointestinal : mual dan muntah dijumpai, diare, konstipasi dijumpai pada bayi biasa dijumpai respon menyusui yang rendah.
  • Gejala klinis
RACUN

Toksin :
Selama pertumbuhan, toksin dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Dikenal 7 variasi toksin antigenik (A-G) penyebab utama penyakit pada manusia.

Botulisme merupakan keracunan akibata memakan makanan yang terkontaminasi C.botulinum Paling sering pada makanan kaleng yang bersifat basa, dikemas kedap udara, diasap tanpa dimasak lagi. Dalam keadaan anaerob bentuk vegetatif tumbuh dan menghasilkan toksin. Toksin menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps dan hubungan saraf otot, mengakibatkan paralisis flaksid.

PENGOBATAN
Uji laboratorium diagnostik
Toksin dapat ditemukan dalam serum penderita atau makanan yang tersisa. C. botulinum dapat dibiakkan dari makanan yang tersisa dan dites toksinnya jarang dilakukan

Pengobatan :
Antitoksin trivalen (A, B, E) harus diberikan secara intravena sedini mungkin serta perawatan penunjang

PENCEGAHAN

  • Masak masakan yang dikalengkan.
  • Racun akan tidak aktif dengan pemanasan makanan pada suhu 85oc selama 1 menit atau pada suhu 80oc selama 5 menit.
  • Spora tidak aktif dengan pemanasan 120oc
  • Hindarkan pemberian madu (diduga sering dijumpai toksin c botulismus).
  • Imunisasi