Walaupun sistem pulmonal setiap harinya diserang dengan berbagai kondisi yang merugikan (misalnya pencemaran, dan merokok), sistem tersebut memiliki kapasitas untuk tetap mempertahankan hidup individu selama kehidupannya.
Penuaan adalah fenomena universal yang mengubah cadangan fisiologis individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostatis, khususnya pada stres (misalnya pada kondisi sakit). Sebagian besar perubahan normal yang dihubungkan dengan penuaan terjadi secara bertahap, sehingga lansia dapat beradaptasi. Perubahan yang paling banyak ditemukan adalah yang berhubungan dengan homeostatis, tetapi bahkan kerusakan yang kecil dapat mengganggu keseimbangan yang tidak pasti ini.
Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun. Otot-otot pernapasan dapat meningkatkan risiko berkembangnya keletihan otot-otot pernapasan pada lansia. Perubahan-perubahan tersebut turut berperan dalam penurunan konsumsi oksigen maksimum.
Gangguan yang umumnya terjadi pada sistem respirasi antara lain :
- Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
- Menurunnya aktivitas dari silia
- Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
- Alveolsi ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
- O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
- CO2 pada arteri tidak berganti
- Kemampuan untuk batuk berkurang
- Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
Patofisiologi Gangguan yang Sering Terjadi :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi saluran pernapasan bawah adalah infeksi paling sering kedua pada kelompok lansia, dan pneumonia merupakand penyebab kematian pertama oleh proses infeksi. Pembersihan jalan napas yang tidak efektif, peningkatan kolonisasi, dan gangguan respons sistem imun pada lansia dapat mencapai puncaknya dengan pneumonia.
Lansia yang berada di institusi perawatan cenderung untuk mengalami pneumonia karena perubahan kesadaran (stroke dan sedasi) yang dapat meninggalkan jalan napas tanpa perlindungan. Mereka juga mengalami gangguan mobilitas, yang turut berperan terhadap ketidakefektifan respirasi. Lansia yang baru mengalami inveksi virus (yaitu influenza) berisiko tinggi karena infeksi virus meningkatkan penempelan mukosa pada infeksi bakteri dan virus. Infeksi virus juga dapat mengganggu transpor mukosilia.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
PPOK adalah penyebab utama kematian kelima pada lansia. PPOK meliputi tiga kondisi yang terjadi dlam satu bentuk umum, yakni obstruksi aliran ekpirasi. Jika proses obstruksi dihubungkan dengan hipersekresi mukus hal itu disebut bronkitis kronis, dan jika terdapat kerusakan jarinagan alveolar, hal itu dikenal dengan efisema.
3. Emboli Paru
Sekitar 10 sampai 30% lansia yang dirawat di rumah sakit atau di rumah perawaran ditemukan mengalami emboli paru setelah dilakukan autopsi. Faktor predisposisinya meliputi kondisi hiperkoagulasi, gagal jantung, disritmia, kanker, imobilitas, dan prosedur ortopedik, yang semuanya ini sering terjadi pada lansia.
Patogenesisnya adalah statis vena dan pembentukan trombus dan embolus. Ketika embolus memasuki sirkulasi pulmonal dan menyumbat sebuah pembuluh darah, vaskonstriksi hipoksik terjadi, yang menyebabkan hipertensi pulmonal dan hipotensi sistemik. Akhirnya penurunan surfaktan, edema paru, dan atelektasis terjadi. Hanya 10% emboli paru menimbulkan infark. Jika suatu infark terjadi, biasanya terjadi dengan gagal jantung kongesif, infeksi atau penyakit paru kronis. Jika emboli cukup besar, kematian dapat terjadi.